Tampilkan postingan dengan label Laporan Keuangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Laporan Keuangan. Tampilkan semua postingan
Siapa Pengguna Laporan Keuangan?

Siapa Pengguna Laporan Keuangan?

Laporan keuangan bisa dibilang wajib hukumnya untuk perusahaan perusahaan skala besar menengah bahkan skala kecil. begitu banyak pihak yang membutuhkannya.

Siapa saja pengguna laporan keuangan ?

Pihak yang membutuhkan laporan keuangan akuntansi terdiri dari 2 kelompok

Pertama dari INTERNAL perusahaan itu sendiri

Kedua dari EKSTERNAL perusahaan atau pihak yang berada diluar perusahaan.

A. Pihak Internal Perusahaan

Pengguna Laporan Keuangan
Pengguna Laporan Keuangan

Pihak internal perusahaan merupakan pihak yang secara langsung berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan.

Terutama oleh manajer, manajer dalam divisi apapun itu !

Laporan keuangan akuntansi sangat penting bagi manajer.

Laporan keuangan digunakan untuk mengambil keputusan kebijakan dalam operasi perusahaan bagi seorang manajer.

Baik itu keputusan keputusan strategis perusahaan dan rencana rencana yang akan dijalankan untuk memaksimalkan keuntungan.

Semuanya berasal dari laporan keuangan sebagai bahan dasarnya.

B. Pihak Eksternal Perusahaan

Pengguna laporan keuangan dari eksternal perusahaan ini banyak sekali.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dirilis oleh IAI tahun 2002:2-3, pengguna laporan keuangan dari luar perusahaan berikut diantaranya:

1. Investor

Seorang investor atau penanam modal dalam perusahaan juga dengan para penasihatnya berkepentingan mengetahui hasil dari investasi mereka.

Juga dengan segala resiko yang melekat dan mungkin akan ditimbulkan dari investasi yang telah mereka keluarkan untuk perusahaan.

Kepentingannya sangat sederhana, mendapatkan laba.

Dan juga memutuskan apakah mereka tetap akan menjadi investor, mengurangi jumlah kepemilikan saham atau bahkan menarik diri (menjual saham) dari perusahaan.

Investor juga tertarik dengan informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam membayar deviden untuk mereka.

2. Karyawan

Karyawan perusahaan atau kelompok yang mewakili suara mereka juga membutuhkan informasi mengenai tingkat profitabilitas dan tingkat kestabilitas perusahaan.

Karyawan ingin tahu informasi untuk mengetahui kemampuan perusahaan-nya dalam memberikan tingkat upah atau gaji mereka.

Karyawan juga ingin tahu tentang informasi kesempatan kerja dan informasi manfaat pensiun.

3. Kreditur

Pemberi pinjaman atau kreditur ingin tahu apakah pinjaman yang telah mereka berikan dan juga bunganya bisa dibayarkan ketika sudah jatuh tempo nanti.

Pemberi pinjaman ini bisa Bank atau lembaga bukan Bank atau individu dan entitas lainnya.

4. Pemasok (rekanan) dan kreditor usaha 

Pemasok atau rekanan seperti pemasok bahan baku bagi perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk mengambil keputusan apakah jumlah nominal yang terutang akan terbayar saat tiba jatuh tempo nanti.

Kreditor usaha memerlukan informasi untuk kepentingan apabila perusahaan yang diutangi adalah pelanggan utama perusahaan pemasok, dan kelangsungan hidup pemasok ini tergantung pada mereka.

5. Pemerintah

Kepentingan pemerintah dominan berkaitan dengan pajak,

Pemerintah butuh laporan keuangan perusahaan untuk mengatur aktivitasnya, menyusun data data statistik untuk kepentingan negara tentunya.

Dan yang utama adalah menetapkan kebijakan pajaknya.

Akuntansi yang digunakan di sini berbeda antara laporan akuntansi keuangan perusahaan, biasa disebut dengan Akuntansi Perpajakan

6. Pelanggan

Jika suatu pelanggan terlibat dalam suatu perjanjian jangka panjang dengan perusahaan, mereka juga membutuhkan informasi tentang kelangsungan hidup perusahaan

7. Masyarakat

Sebuah perusahaan bisa memberi pengaruh terhadap masyarakat dalam beberapa cara

Contohnya jumlah orang yang menjadi pekerja di perusahaan, perlindungan untuk penanam modal dalam negeri.

Informasi keuangan perusahaan bisa membantu masyarakat menyediakan info atau trend perkembangan terakhir tentang rangkaian aktivitas perusahaan..
Neraca: Pengertian dan Contoh Neraca

Neraca: Pengertian dan Contoh Neraca

Pengertian Neraca

Laporan posisi keuangan (balance sheet atau statement of financial position) atau yang biasa dikenal sebagai NERACA adalah suatu bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan atau entitas bisnis yang dihasilkan dalam suatu periode akuntansi dimana menunjukkan posisi atas keuangan perusahaan tersebut pada akhir periode akuntansi tersebut yang bisa menjadi dasar dalam menghasilkan keputusan bisnis.

Struktur Neraca

Posisi neraca keuangan terdiri atas dua (2) pos yaitu aktiva (aset) dan pasiva.

Dua pos tersebut terdiri atas 3 unsur yang terdiri atas aset (aktiva), dan pada pos pasiva terdiri atas kewajiban atau hutang (liabilitas), dan ekuitas atau modal (equity).

Ketiganya dihubungan dengan prinsip persamaan dasar akuntansi berikut :

Aktiva = Utang + Modal

Pengertian Neraca Adalah

Informasi yang bisa disajikan didalam neraca diantaranya posisi atas sumber kekayaan perusahaan dan sumber dari pembiayaan untuk mendapatkan/memperoleh kekayaan perusahaan tersebut didalam suatu periode akuntansi. baik itu 3 bulan, 4 bulan atau tahunan.

Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK)
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa dalam neraca harus disebutkan
  • Entitas bisnis menyajikan aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar dan hutang (kewajiban) jangka pendek terpisah dari hutang (kewajiban) jangka panjang terkecuali pada indistri atau jenis usaha tertentu yang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan khusus. 
  • Aktiva lancar disajikan dengan menurut pada urutan likuiditas (kelancaran) dan sedangkan utang atau kewajiban disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo
  • Entitas binsis wajib mengungkapkan informasi nominal jumlah tiap aktiva yang akan diterima serta utang (kewajiban) yang dibayar sebelum dan sesudah 1 tahun (12 bulan) dari tanggal neraca.
  • Jika perusahaan meyediakan barang dan jasa didalam siklus operasional perusahaan yang bisa diidentifikasikan dengan jelas, maka klasifikasi aktiva lancar dan tidak lancar serta utang jangka pendek dan utang jangka panjang dalam sebuah neraca memberi informasi yang bermanfaat dengan membedakan aktiva bersih sebagai modal kerja dengan aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan jangka panjang

Bentuk Neraca

Bentuk neraca dalam laporan keuangan perusahaan umumnya lebih sering menggunakan bentuk yang memanjang kebawah, walaupun tidak jarang pula yang menggunakan bentuk neraca keuangan kesamping

Semuanya boleh boleh saja diterapkan dalam neraca.

Dalam penerapan bentuk suatu neraca keuangan hendaknya disesuaikan bentuknya dengan jumlah pos akun yang digunakan oleh perusahaan.

Bentuk neraca yang memancang ke bawah lebih efektif untuk digunakan apabila akun dalam perusahaan tersebut banyak.

Bentuk neraca keuangan yang memanjang ke bawah ini biasa disebut dengan istilah bentuk stafel.

Perusahaan besar yang memiliki pos atau akun yang banyak seringkali menggunakan bentuk ini.

Dan bentuk neraca yang menyamping disebut juga dengan bentuk skontro.

Bentuk neraca model ini akan dengan mudah untuk diterapkan apabila akun dan juga nilai yang ada pada perusahaan jumlahnya sedikit.

Contoh Neraca

Berikut saya berikan salah satu contoh neraca yang sederhana:

#1. Neraca Model Skontro

NERACA PT ALI
Per 31 Desember 2015
Aktiva Kewajiban dan Ekuitas
Kas Rp xxx kewajiban
Piutang Rp xxx Utang Jangka Pendek Rp xxx
Persediaan Rp xxx Utang Jangka Panjang Rp xxx
Total Aset Lancar Rp xxx Total Kewajiban Rp xxx
Aktiva Tetap Ekuitas
Tanah  Rp xxx Modal Rp xxx
Bangunan Rp xxx Laba Ditahan Rp xxx
Total Aset Tetap Rp xxx Total Equitas Rp xxx
TOTAL AKTIVA Rp xxx TOTAL PASIVA Rp xxx


#2. Neraca Model Stafel


NERACA PT ALI
Per 31 Desember 2015
Harta
Kas Rp xxx
Piutang Rp xxx
Persediaan Rp xxx
Total Aset Lancar Rp xxx
Aktiva Tetap
Tanah  Rp xxx
Bangunan Rp xxx
Total Aset Tetap Rp xxx
Total Harta Rp xxx
Kewajiban dan Ekuitas
kewajiban
Utang Jangka Pendek Rp xxx
Utang Jangka Panjang Rp xxx
Total Kewajiban Rp xxx
Ekuitas
Modal Rp xxx
Laba Ditahan Rp xxx
Total Ekuitas Rp xxx
Total Kewajiban dan Ekuitas Rp xxx


Tentu contoh diatas hanyalah contoh laporan neraca yang sangat sederhana.

Pada kenyataannya masih banyak detail detail lain yang ada dalam neraca.

Namun setidaknya contoh diatas sudah menggambarkan secara umum tentang pengertian neraca dan bentuk contoh neraca keuangan

3 Tujuan Laporan Keuangan yang Paling Penting

3 Tujuan Laporan Keuangan yang Paling Penting

Tujuan laporan keuangan banyak sekali. Sangat banyak. Tapi disini saya akan merangkumkannya. Menjadi hanya 3 tujuan saja. 3 tujuan laporan keuangan yang paling penting. Dan sebisa mungkin dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh awam sekalipun. Tidak terlalu "ilmiah".

Awal mulanya, mungkin, tujuan laporan keuangan dimulai dari hubungan manajemen dan pemilik perusahaan itu. Yang dijelaskan oleh teori keagenan itu. Manajemen, yang ditugasi untuk menjalankan perusahaan oleh pemiliknya, perlu melaporkan kegiatannya. Sebagai bentuk pertanggung jawabannya. Kepada pemilik yang sudah menggajinya. Lalu disusunlah laporan itu. Yang dinamakan: Laporan Keuangan Perusahaan (Financial Statement).

Dan ternyata perkembangannya kemudian,:dibutuhkan oleh banyak pihak. Bukan hanya kepada pemiliknya saja.
Tujuan Laporan Keuangan
3 Tujuan Laporan Keuangan

1. Memberikan Informasi Bagi yang Membutuhkan

Namanya saja sudah LAPORAN keuangan. Yang namanya laporan, sudah pasti berisi informasi. Khususnya informasi tentang keuangan perusahaan. Didalam laporan itu ada rangkuman angka angka. Yang menjelaskan posisi harta. Menjelaskan posisi keuangan. Menjelaskan hasil usaha perusahaan. 

Orang yang paling membutuhkan laporan keuangan perusahaan adalah ini: Pemiliknya atau pemegang sahamnya atau investornya. Dan juga krediturnya. Ada juga orang lain: pemerintah, bursa efek, masyarakat dan istri pemilik (eh..). 

Apa saja informasi yang diberikan?

Paling tidak, ada 5 informasi penting yang harus dilaporkan. Oleh manajemen. Masing masing memiliki informasi yang berbeda. Dan sangat dibutuhkan: Neraca keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan tadi.

#A. Neraca

Neraca adalah rangkuman tentang harta perusahaan. Dan juga dari mana sumber harta itu berasal: Modal pemilik dan atau dari utang.

Di neraca itu ada tabel. Tabel itu dibagi 2. Satu tabel isinya: semua harta perusahaan. Tabel yang satunya lagi isinya: semua modal dan utang perusahaan. 

Kedua tabel tersebut harus seimbang. Angkanya harus sama. Tidak boleh tidak sama. 

Jika tidak sama? Berarti ada kesalahan angka dalam laporan itu.

Kenapa angkanya harus sama? karena ini menunjukkan: bahwa semua harta yang dimiliki berasal dari modal dan utang.
tujuan laporan keuangan neraca
Dengan neraca ini. Pemilik perusahaan akan tahu: berapa jumlah asetnya. Aset lancarnya seperti uang kas atau aset tetapnya seperti tanahnya, gedungnya, mesinnya. Dan juga aset tidak berwujudnya. Mungkin pemilik nanti akan berfikir. Apakah perlu modal tambahan atau tidak.

Dengan neraca ini. Kreditur perusahaan akan tahu: struktur modal perusahaan yang ia pinjami itu. Apakah utang perusahaan tersebut sudah terlalu banyak atau tidak. Dan mengetahui jumlah asetnya yang - jika tidak mampu bayar - akan disitanya itu. 

#B. Laporan Laba Rugi

Isinya tentang pendapatan yang berhasil diperoleh perusahaan. Dan juga beban yang dikeluarkan. Logikanya: jika pendapatan lebih besar dari beban, maka perusahaan untung/laba. Jika sebaliknya maka rugi. 

Isi laporan laba rugi sesimpel itu.

Pemilik atau kreditur tinggal melihat ke angka terakhir yang dihasilkan. Rugi atau untung. Semua perusahaan, pastinya ingin untung.

Pemilik atau calon pemilik atau kreditur atau calon kreditur melihat kinerja perusahaan dari laporan ini. Apakah pemilik akan tetap investasi diperusahaan, atau tidak, atau menambah investasinya, atau memecat manajemennya, atau memberi bonus manajemennya. Melihatnya dilaporan ini.

Apakah kreditur atau calon kreditur akan memimjamkan uangnya atau tidak. Harus melihat ini dulu. Tentu selain mereka juga melihat prospek perusahaan dimasa depan.

#C. Laporan Perubahan Modal

Laporan ini sangat dinantikan oleh pemilik dan juga calon pemilik perusahaan. Mereka ingin cari untung. Mereka ingin investasi diperusahaan yang menguntungkan.

Perusahaan melakukan operasi setiap saat. Transaksinya setiap hari. Ada ribuan traksaksi. Dengan aktivitas seperti itu, tentu akan ada perubahan terkait asetnya dan juga aliran modalnya.

Laporan perubahan modal menggambarkan modal pemilik yang berubah mengikuti kinerja perusahaan. Apakah bertambah besar atau kecil. Dan juga menyajikan perubahan pada aset. dan juga utangnya.

#D. Laporan Arus Kas

Urat nadi kegiatan perusahaan ada di laporan arus kas ini. Isinya: arus kas masuk dan kas keluar perusahaan. Dengan melihat laporan arus kas, pengguna bisa menyimpulkan hal ini:
  1. Kemampuan perusahaan mendapatkan kas masuk
  2. Kemampuan perusahaan untuk membayar utang
  3. Digunakan untuk apa saja uang kas perusahaan
  4. Tahu darimana perusahaan bisa mendapatkan uang kas
Lihatlah Bank. Ketika ada orang yang mengajukan kredit usaha. Mereka langsung melihat Tabungannya. Atau rekening korannya. Mereka melihat perputaran uangnya. Keluar masuk uang direkeningnya. Lancar atau tidak. Sebagai salah satu pertimbangan bank dalam memberikan pinjaman.

Semakin lancar semakin baik, artinya perputaran uangnya cepat.

Pada kasus perusahaan juga sama. Kreditur atau calon kreditur pasti melihat laporan arus kas ini. Untuk melihat keluar masuk uang perusahaan. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar cicilan dan bunganya. Mereka tidak mau rugi.

Pemiliknya juga begitu. Mereka ingin bagian labanya dibagikan. Mereka ingin menikmati dividen. Menikmati keuntungannya. Mereka akan tahu perusahaan sanggup membayar dividen atau tidak. Menahan laba atau tidak dengan melihat laporan arus kas ini.

#E. Catatan Atas Laporan Keuangan

Keempat jenis laporan keuangan diatas tadi, hanya menampilkan rangkuman atau angka finalnya saja. Rinciannya tidak ditulis disana. Tidak dijelaskan darimana angka tersebut dihasilkan. Tidak dijelaskan metodenya apa. Karena kalau ditulis: laporannya bisa sangat panjang. Menyiksa yang membacanya.

Dilaporan catatan atas laporan keuangan, rincian itu dijelaskan semua. Dari mana angkanya didapat. Metode pencatatan apa yang digunakan. Juga kebijakan manajemennya. Dan lainnya yang tidak bisa dijelaskan dilaporan keempat tadi.

2. Alat Pertanggung Jawaban Manajemen

tanggung jawab manajemen
kredit gambar: funwayilustration
Salah satu tujuan utama laporan keuangan adalah untuk dijadikan media komunikasi manajemen kepada pemilik dan krediturnya. Sekaligus bentuk pertanggungjawaban. Setiap periode, manajemen wajib melaporkan apa saja yang telah dilakukannya. Khususnya yang menyangkut dengan keuangan perusahaan.

Manajemen akan mencatat setiap transaksi yang dilakukan. Apa saja. Terutama yang berhubungan dengan uang perusahaan. Bukti transaksinya dikumpulkan. Catatannya diolah. Lalu dikelompokkan ke pos pos yang sesuai. Dijumlah: ketemulah angka angkanya. Dan kemudian disusun menjadi laporan keuangan.

Laporan keuangan ini diberikan kepada pemilik perusahaan. Dan juga kreditur (jika ada). Dan juga pihak lain yang membutuhkan. Namun, Karena laporan keuangan ini sangat penting. Mereka tidak langsung percaya begitu saja. Saking pentingnya, tidak boleh ada kesalahan dilaporan keuangan. Angka angkanya harus pas. Tidak boleh ada yang keliru. Dan yang paling penting: tidak ada penyimpangan. Dan juga kecurangan.

Untuk itu, mereka akan memeriksa laporan keuangan itu terlebih dahulu. Caranya: Audit. Untuk memastikan kehandalan data datanya.

Mereka akan menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit laporannya. Begitu laporan keuangan selesai diperiksa. Dan dinyatakan wajar. Tidak ditemukan penyimpangan yang merugikan. Barulah laporan keuangan tersebut sah. Bisa dipercaya dan dapat digunakan.

Semua informasi yang dibutuhkan ada disana. Itulah bentuk pertanggungjawaban manajemen. Yang telah dipercaya oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaannya. Juga dipercaya kreditur untuk menggunakan uangnya.

Pemilik dan juga kreditur tentu ingin mendapatkan keuntungan. Apakah manajemen bisa memberikan keuntungan untuk mereka? Jawabannya ada didalam laporan keuangan.

3. Sebagai Bahan Evaluasi

Angka angka yang ada pada laporan keuangan memberikan banyak arti. Bagi semua pembacanya. Dengan laporan keuangan: mereka memiliki data. Dengan data mereka punya pegangan. Dengan punya pegangan, mereka bisa membuat keputusan. Untuk langkah selanjutnya.

Keputusan apa saja. Keputusan yang menguntungkan mereka. Mau diapakan laporan keuangan itu, terserah mereka. Tapi biasanya, mereka akan jadikan sebagai bahan evaluasi. Untuk mereka sendiri.

- Bagi Manajemen

Memang, yang menyusun laporan keuangan adalah manajemen. Tapi mereka bisa memanfaatkan laporan keuangan itu untuk dirinya sendiri. Setiap tahun, manajemen pasti punya target. Pasti punya tujuan. Juga punya rencana. Mereka telah menyusun apa saja yang akan mereka lakukan.

Apakah selama setahun penuh target mereka sudah terpenuhi? Apakah tujuannya sudah tercapai? Sudah sesuai rencana?

Untuk menilainya. Berhasil atau tidaknya. Mereka memanfaatkan laporan keuangan

Dan juga, digunakan untuk menyusun rencana berikutnya. Target perusahaan tahun depan.

- Bagi Pemegang saham

Pemegang saham memutuskan akan tetap berinvestasi atau tidak. Menambah investasi atau malah menguranginya. Setelah mereka melakukan evaluasi atas kinerja perusahaannya. Caranya: membaca laporan keuangan yang diberikan.

Apakah sudah memuaskan atau tidak.

Data dan angka pada laporan keuangan akan membantunya. Mereka bisa melihatnya. Mereka bisa menghitungnya. Kemudian membandingkannya. Dengan investasi yang lain. Diluar sana. Mana yang lebih mengutungkan untuk mereka. Itu yang akan mereka ambil. 

Jika ternyata investasi diluar sana lebih menjanjikan. Mereka bisa menarik investasinya diperusahaan. Dan mengalihkannya ditempat yang baru.

Hal ini juga berguna bagi calon investor. Dengan cara yang sama, mereka akan memutuskan ini: investasi diperusahaan ini atau tidak.

Nasib manajemen ternyata juga bisa berubah: pemegang saham bisa mengevaluasi kinerja manajemen. Jika dirasa bagus, target terpenuhi, laba mengembirakan: pemegang saham bisa mempertahankannya, menaikkan levelnya, gajinya, dan juga bonusnya.

Tapi, jika ternyata tidak memuaskan. Dan target jauh dari harapan. Dan laba tidak seperti yang diinginkan: pemegang saham bisa menggantinya, memecatnya atau sekedar menurunkan levelnya, gajinya dan juga bonusnya. Intinya ada reward dan punishment-nya

- Bagi Kreditur

Sama dengan pemegang saham, laporan keuangan akan dievaluasi oleh kreditur untuk menilai ini: kemampuan perusahaan membayar utangnya.

Untuk itu, mata kreditur akan fokus melihat laporan arus kas: memastikan perusahaan punya perputaran kas. Yang cukup untuk membayarkan utangnya. Dan bunganya. Dan juga jangka waktu temponya.

- Bagi Pemerintah

Pemerintah mewajibkan perusahaan menyusun laporan keuangan bukan hanya soal pajak saja. Memang pajak adalah target utama, tujuan utama. Namun ada tujuan lain. Yang sama pentingnya: mengevaluasi kebijakannya. Mengevaluasi undang undang yang sudah ada. Menambahnya jika dirasa kurang, menguranginya jika dirasa berlebihan. Intinya: memperbaiki peraturan undang undang. Agar lebih baik. Tentang aturan industri secara umum.

Maksudnya begini. Misalnya ada kenaikan harga susu dipasar. Semua jenis susu harganya naik. Disemua daerah. Apapun merk susunya. Merata. Imbasnya: konsumsi susu menurun. 

Ternyata, di semua laporan keuangan perusahaan susu, biaya bahan baku naik. Padahal jumlah supply susu bahan baku meningkat. Seharusnya harganya tetap bahkan bisa turun. Namun, dilihat lagi. Ternyata harga naik sejak dari peternak sapi. Peternak menaikkan harga jualnya karena harga pakan meningkat. Ini terjadi karena adanya kenaikan tarif pajak untuk impor bahan baku pakan.

Jadi permisalan tadi: kenaikan harga susu dipicu oleh tarif pajak impor bahan baku. 

Laporan keuangan bisa membantu pemerintah mendapatkan semua data tadi itu. Maksudnya: beberapa laporan keuangan perusahaan sejenis. Diindustri sejenis (susu). Lalu dievaluasi. Ternyata pemerintah harus mengevaluasi tarif impor bahan baku pakannya. Atau ternyata ditemukan sebab lain. Maka kebijakan tentang "sebab lain" itu bisa diperbaiki.

Itu hanya sekelumit contoh saja. 

Pada kenyataannya. Lebih ruwet dari itu. 

Pada kenyataannya. Ada suap menyuap. Ada tikung menikung. Ada sikut menyikut. Ada senggol senggolan. Ada yang adu kuat kuatan. Ada yang main gelap-gelapan. Kompleks. Laporan keuangan hanya memberikan angka angka saja. Untuk dievaluasi dan dimanfaatkan. Tidak ikut main senggol - senggolan.