Tampilkan postingan dengan label Geografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Geografi. Tampilkan semua postingan
Jenis Peta Berdasarkan Skalanya

Jenis Peta Berdasarkan Skalanya

Peta skala geografis
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), peta dapat diartikan sebagai gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan lain-lain. Berdasarkan skalanya, peta dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.

Jenis Peta Berdasarkan Skalanya
Berikut ini adalah jenis peta berdasarkan skalanya :

  1. Peta Kadaster (peta skala sangat besar) : peta yang berskala 1:100 sampai dengan 1:5.000.
  2. Peta skala besar : peta yang berskala 1:5.000 sampai dengan 1:250.000.
  3. Peta skala sedang : peta yang berskala 1:250.000 sampai dengan 1:500.000.
  4. Peta skala kecil : peta yang berskala 1:500.000 sampai dengan 1:1.000.000. 
  5. Peta skala geografis (peta skala sangat kecil) : peta yang berskala lebih dari 1:1.000.000.

Itu tadi penjelasan singkat mengenai jenis peta berdasarkan skalanya. Semoga artikel ini dapat membantu pembaca untuk mengenal jenis-jenis peta.

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, dan jangan lupa nantikan artikel kami yang menarik dan bermanfaat selanjutnya.

Referensi : 
Suparno, N dan T.D Haryo Tamtomo. 2016. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Esis
Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan


Banyak sekali perbedaan antara masyarakat yang hidup di daerah pedesaan dengan masyarakat yang hidup di daerah perkotaan. Perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan dapat dilihat dari berbagai aspek. Berikut ini adalah perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan dilihat dari berbagai aspek.

Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

Aspek
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Perkotaan
Lingkungan Alam
Bergantung pada alam
Tidak bergantung pada subur tidaknya keadaan alam
Mata Pencaharian
Petani. Nelayan, peternak
Beraneka ragam sesuai dengan keahlian yang dimiliki
Ukuran Komunitas
Lebih kecil dibandingkan masyarakat kota
Sangat padat dan heterogen
Stratifikasi Sosial
Dilihat dari kepemilikan tanah dan bangsawan
Dilihat dari ukuran kekayaan, pendidikan, dan status social
Mobilitas Sosial
Relatif kecil karena bersifat homogen
Dinamis karena masyarakat bersifat heterogen
Pengawasan Sosial
Berdasarkan kebiasaan, adat istiadat, dan agama
Berdasarkan hukum
Kepemimpinan
Ditentukan oleh kejujuran, kebangsawanan, dan pengalaman
Ditentukan oleh sistem hierarki (susunan tingkat pemerintahan) dan birokrasi
Solidaritas
Sangat tinggi
Berorientasi pada kepentingan material
Sistem nilai
Memegang teguh nilai agama, etika, dan moral
Cenderung pada nilai ekonomi dan pendidikan

Berikut adalah alasan mengapa masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan berbeda.

1.Lingkungan Alam dan Mata Pencaharian
Pada umumnya alam didesa masih asri dan banyak lahan yang dapat digunakan untuk pertanian, sehingga mata pencaharian di desa sangat bergantung pada alam. Hal ini berbeda dengan kota yang tidak memiliki lahan untuk pertanian karena difokuskan untuk pembangunan. Sehingga masyarakat kota pada umumnya bermata pencaharian sesuai dengan keahliannya dan tidak bergantung pada alam.

2.Ukuran Komunitas
Kepadatan penduduk di desa tidak sepadat penduduk di kota. Hal ini menyebabkan ukuran komunitas di desa lebih kecil dibandingkan ukuran komunitas di kota. Masyarakat di desa sifatnya homogen sehingga komunitas yang tersedia juga tidak banyak dan gampang dikenali. Berbeda dengan kota yang memiliki banyak kepentingan.

3.Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial didesa lebih didasarkan pada kepemilikan tanah dan bangsawan, berbeda dengan kota yang dilihat dari ukuran kekayaan, pendidikan, dan status sosial.

4.Mobilitas Sosial
Perpindahan kelas sosial masyarakat pedesaan sangat kecil. Hal ini karena masyarakat pedesaan memiliki ciri-ciri persamaan sosial, psikologis, agama, bahasa, adat istiadat, dan perilaku. Sebaliknya, pada masyarakat perkotaan yang majemuk dengan perbedaan ciri-ciri yang mencolok, perpindahan kelas sosial dapat terjadi kapan saja. Laju perekonomian yang cepat dan gaya hidup juga turut memengaruhi perpindahan kelas sosial masyarakat perkotaan.

5.Pengawasan Sosial
Karena masyarakat pedesaan masih berpegang teguh pada adat istiadat maka alat yang digunakan sebagai pengawas sosial adalah adat istiadat. Sebaliknya, di perkotaan sudah ada hukum yang mengatur perilaku masyarakatnya.

6.Kepemimpinan
Masyarakat di desa pada umumnya memilih pemimpin yang sudah teruji kebijaksanaanya, kejujurannya, dan pengalamannya. Sedangkan di kota seseorang dapat menjadi pemimpin apabila telah mencapai puncak yang tinggi dalam suatu lembaga, memiliki modal, dan memiliki kelompok pendukung.

7.Solidaritas dan Sistem Nilai
Masyarakat pedesaan memiliki solidaritas yang tinggi, rasa kebersamaan, rasa simpati, dan menjunjung kepentingan bersama yang dapat dilihat dari budaya gotong royong. Berbeda dengan masyarakat kota yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan materi.

Itu tadi penjelasan mengenai perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Semoga dengan adanya artikel ini menambah ilmu pembaca mengenai kedua sifat masyarakat tersebut.

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, dan jangan lupa nantikan artikel kami yang menarik dan bermanfaat selanjutnya.

Referensi :
Suparno, N dan T.D Haryo Tamtomo. 2016. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Esis
Jumlah Penduduk di Indonesia Berdasarkan Sensus Penduduk

Jumlah Penduduk di Indonesia Berdasarkan Sensus Penduduk

Piramida penduduk Indonesia 2010
Untuk mengetahui jumlah penduduk di suatu negara dapat dilakukan sensus penduduk. Sensus penduduk adalah perhitungan penduduk suatu negara dengan cara mengumpulkan, menghimpun, dan menyusun data penduduk baik penduduk asli maupun pendatang pada waktu tertentu dan wilayah tertentu.

Di Indonesia, sensus penduduk telah dilakukan sebanyak 6 kali, yaitu pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010. Berikut ini adalah jumlah penduduk di Indonesia berdasarkan sensus penduduk yang pernah dilakukan.


Jumlah Penduduk di Indonesia Berdasarkan Sensus Penduduk

Tahun
Jumlah Penduduk
Provinsi Penduduk Tertinggi
Provinsi Penduduk Terendah
1961
97.018.829
Jawa Timur (21.823.020)
Kalimantan Tengah (496.522)
1971
119.208.229
Jawa Timur (25.516.999)
Bengkulu (519.316)
1980
147.490.248
Jawa Timur (29.188.852)
Bengkulu (768.064)
1990
179.378.946
Jawa Barat (35.384.352)
Bengkulu (1.179.122)
2000
205.132.458
Jawa Barat (35.724.093)
Irian Jaya Barat (529.689)
2010
237.641.326
Jawa Barat (43.053.732)
Papua Barat (760.422)

Itu tadi penjelasan mengenai jumlah penduduk di Indonesia berdasarkan sensus penduduk. Semoga dengan adanya artikel ini akan memberikan informasi mengenai jumlah penduduk di Indonesia kepada pembaca.

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, dan jangan lupa nantikan artikel kami yang menarik dan bermanfaat selanjutnya.

Referensi :
1.Sensus Penduduk 1961 : https://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk_Indonesia_1961
2.Sensus Penduduk 1971 : https://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk_Indonesia_1971
3.Sensus Penduduk 1980 : https://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk_Indonesia_1980
4.Sensus Penduduk 1990 : https://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk_Indonesia_1990
5.Sensus Penduduk 2000 : https://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk_Indonesia_2000
6.Sensus Penduduk 2010 : https://sp2010.bps.go.id/
Daerah Penghasil Komoditas Perkebunan di Indonesia

Daerah Penghasil Komoditas Perkebunan di Indonesia

Perkebunan kelapa sawit
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada lahan yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman tahunan yang jenis pengelolaanya ditetapkan sebagai tanaman perkebunan. 

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang terkenal akan penghasil berbagai komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, cengkih, tebu, teh, tembakau, kopi, kelapa, pala, vanili, karet, lada, dan cokelat. Adapun daerah penghasil komoditas perkebunan di Indonesia sebagai berikut.

Daerah Penghasil Komoditas Perkebunan di Indonesia


No
Komoditas
Daerah Penghasil
1
Kelapa Sawit
Sumatra dan Kalimantan
2
Cengkih
Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa
3
Tebu
Jawa Timur dan Jawa Tengah
4
Teh
Jawa Barat, Sumatra, Aceh
5
Tembakau
Sumatra Utara, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
6
Kopi
Aceh, Lampung, dan Bengkulu
7
Kelapa
Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat
8
Pala
Maluku, Bengkulu, dan Sulawesi
9
Vanili
Nusa Tenggara Timur dan Jawa Tengah
10
Karet
Sumatra dan Jawa
11
Lada
Sumatra Selatan, Maluku, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi
12
Cokelat
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur


Itu tadi penjelasan mengenai daerah penghasil komoditas perkebunan di Indonesia. Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui daerah mana saja yang menghasilkan komoditas perkebunan tertentu.

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, dan jangan lupa nantikan artikel kami yang menarik dan bermanfaat selanjutnya.

Referensi :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Daerah Penghasil Minyak Bumi di Indonesia

Daerah Penghasil Minyak Bumi di Indonesia


Minyak bumi merupakan salah satu barang tambang yang cukup banyak ditemukan di Indonesia. Cadangan minyak bumi yang ada di Indonesia masih cukup besar, walaupun terus berkurang. Adapun beberapa daerah yang menjadi penghasil minyak bumi di Indonesia akan dijelaskan dibawah ini.

Daerah Penghasil Minyak Bumi di Indonesia

Berikut ini adalah tabel daerah penghasil minyak bumi di Indonesia.


No
Pulau
Daerah Penghasil Minyak Bumi
1
Sumatra
Pereula dan Lhokseumawe (NAD), Sungai Pakning dan Dumai (Riau), Plaju, Sungai Gerong, dan Muara Enim (Sumatera Selatan)
2
Jawa
Jati Barang Majalengka (Jawa Barat), Delta (Jawa Timur), Cepu, Cilacap (Jawa Tengah)
3
Kalimantan
Pulau Tarakan, Balikpapan, Pulau Bunyu, dan Sungai Mahakam (Kalimantan Timur), Rantau, Tanjung, dan Amuntai (Kalimantan Selatan)
4
Maluku
Pulau Seram
5
Papua
Klamono, Sorong, dan Babo

Itu tadi penjelasan mengenai daerah penghasil minyak bumi di Indonesia. Semoga dengan adanya artikel ini pembaca dapat mengetahui daerah mana saja yang menjadi penghasil minyak bumi di Indonesia.

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, dan jangan lupa nantikan artikel kami yang menarik dan bermanfaat selanjutnya.

Referensi :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.