Contoh Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun


Hello Guys, Welcome Back in yaudahkasideh blog. Hasyiap, kali ini kita ngomongin tentang Contoh Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun and tanpa berlama lama, Yaudahkasideh!!!


metode jumlah angka tahun
Metode Jumlah Angka Tahun

Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun | Sum of The Years Digit Method

Pada dasarnya, Metode penyusutan aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun mempunyai dasar konsep yang mirip dengan konsep metode penyusutan saldo menurun.

Metode jumlah angka tahun merupakan penyusutan dipercepat berdasar pada pertimbangan biaya maintenance (perawatan) serta perbaikan aktiva tetap semakin lama cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri.

Layaknya metode saldo menurun, semakin lama aset tetap beroperasi, maka tingkat aus-nya semakin tinggi.

Butuh biaya pemeliharaan yang makin tinggi dengan kontribusi bagi perusahaan yang menurun, tidak se "joss" saat awal awal aset tetap tersebut di peroleh.

Mesin contohnya, makin lama makin menurun performanya. tidak seperti awal awal mesin baru, mesin yang lebih lama cenderung menurun performanya.

Nilai penyusutan yang berkurang pada periode berikutnya akan diimbangi oleh meningkatnya biaya maintenance dan juga perbaikan.

Mesin tua kerjanya sudah tidak optimal, cepat rusak pula

Dalam menentukan tarif penyusutan aset tetap dalam bentuk pecahan yang diitung dengan cara:
  • Pembilang (numerator) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke tahun terkecil.
  • Penyebut (denumerator) adalah jumlah angka tahun.

Contoh, jika umur ekonomis aset adalah selama 4 tahun maka penyebut bilangan (angka) pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10.

Angka pembilang tahun ke-1 hingga tahun ke-4 masing-masing adalah 4,3,2, dan 1.

Tarif penyusutan tahun ke-1 adalah 4/10, tahun ke-2 adalah 3/10, tahun ketiga 2/10 serta terakhir tahun keempat 1/10.

Contoh soal penyusutan metode jumlah angka tahun


Pada tanggal 2 Januari 2014, PT Foraz membeli sebuah mesin untuk meningkatkan produksinya.

Harga perolehan Mesin Sebesar Rp 135.000.000,00 dengan taksiran nilai sisa (salvage value) sebesar Rp 15.000.000,00.

Dan ditaksir, mesin tersebut hanya mampu berproduksi sampai dengan 4 tahun !

Perhitungan:

JAT (Jumlah Angka Tahun) : 1+2+3+4 = 10

Dasar Penyusutan = Rp 135.000.000,00 - Rp 15.000.000,00
= Rp 120.000.000,00

Tahun           Tarif            Dasar Penyusutan                     Penyusutan
  1.                 4/10             Rp. 120.000.000,00                   Rp. 48.000.000,00
  2                  3/10             Rp. 120.000.000,00                   Rp. 36.000.000,00
  3                  2/10             Rp. 120.000.000,00                   Rp. 24.000.000,00
  4                  1/10             Rp. 120.000.000,00                   Rp. 12.000.000,00

Pencatatan:
     Jurnalnya sama saja dengan metode garis lurus ataupun saldo menurun.

31 Desember 2014

Debit | Depreciation Rp 48.000.000
Kredit |
Accumulated Depreciation
Rp 48.000.000

Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

31 Desember 2015

Debit | Depreciation Rp 36.000.000
Kredit |
Accumulated Depreciation
Rp 36.000.000

Begitupun dengan jurnal jurnal tahun berikutnya, sama. hanya angka yang berbeda :)
tidak perlu saya tulis, nanti jadi panjang.. he he

Mudah bukan?

eh tunggu,.. bagaimana jika aset tetap yang diperoleh, tidak pada awal tahun?

Pada contoh di atas tanggal 2 januari, bagaimana jika seandainya aset tetap diperoleh misalnya,  terjadi pada bulan 12 Agustus ?

heh ?

Ok, sebenarnya dasarnya sama saja, tapi pengerjaannya agak lebih lama sedikit.

Pada tahun 2014, aset cuma digunakan selama 5 bulan saja.

Perhitungan tarifnya tetap, hanya di bagi selama 5 bulan dari 12 bulan yang ada 

Penyusutan tahun 2014 = 4/10 x 5/12 x  120.000.000
= Rp 20.000.000

Penyusutan tahun 2014 : 4/10 x 7/12 x 120.000.000 = Rp 28.000.000
: 3/10 x 5/12 x 120.000.000 = Rp 15.000.000 (+)
= Rp 43.000.000

# Dari mana angka 7/12 ?

# Dan mengapa tarif tahun 2015 masih menggunakan tarif tahun pertama (4/10)?

Karena pada tahun pertama, tarif 4/10 hanya digunakan selama 5 bulan saja.

Maka sisanya 7 bulan digunakan pada penyusutan tahun ke dua, dan setelah tahun kedua dihitung dengan tarif tahun pertama selama 7 bulan, (7/12)
Maka sisa 5 bulan berikutnya menggunakan tarif tahun berikurnya (3/10)

Begitu juga dengan tahun tahun berikutnya, pengerjaannya sama saja.

Pencatatan jurnalnya pun juga sama saja, tapi hanya berbeda di angka penyusutannya yang dihasilkan.

Notes:
      Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun ini jarang sekali digunakan, karena pertimbangan perpajakan, di sini, aturan perpajakan membatasi metode ini.
Baca artikel lain tentang:

Share:


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar