Hutang Jangka Panjang, Keuntungan dan Risikonya


Hello Guys, Welcome Back in yaudahkasideh blog. Hasyiap, kali ini kita ngomongin tentang Hutang Jangka Panjang, Keuntungan dan Risikonya and tanpa berlama lama, Yaudahkasideh!!!


Hutang jangka panjang adalah pinjaman yang memiliki tempo pembayaran lebih dari 5 tahun. Umumnya utang jangka panjang memiliki rentang waktu pembayaran 5 - 30 tahun.

Modal (capital) bagi sebuah unit usaha sangat dibutuhkan. Modal dibutuhkan untuk operasional perusahaan, pengembangan usaha dan bahkan untuk mengawali usaha (start-up).

Bagaimana modal bisa diperoleh ?

Salah satu sumber modal adalah utang jangka panjang.

hutang jangka panjang

sumber gambar : moneysave

Hutang Jangka Panjang

Memiliki hutang dalam berbisnis adalah keniscayaan.

Hutang bisa muncul karena adanya kebutuhan.

Kebutuhan untuk operasi perusahaan, kebutuhan untuk memulai usaha, kebutuhan untuk pengembangan usaha, kebutuhan untuk membayar hutang.

Dan kebutuhan perusahaan yang lain.

Perusahaan yang memiliki visi jauh kedepan.

Memikirkan bahwa perusahaan akan terus beroperasi hingga selamanya.

Sudah selayaknya untuk mempertimbangkan opsi memenuhi kebutuhan pendanaan dengan hutang jangka panjang.
"Hutang jangka panjang adalah hutang yang memiliki tengggang waktu pembayaran lebih dari satu tahun buku atau operasional perusahaan. [Kieso]"
Berbeda dengan hutang jangka pendek yang memiliki jatuh tempo atau segera dibayaran selama kurang dari satu tahun buku.

Sumber utang jangka panjang biasanya diperoleh dari bank, investor ataupun perusahaan lain.

Hutang jangka panjang umumnya digunakan untuk keperluan investasi perusahaan.

Investasi yang manfaatnya juga akan dirasakan bukan hanya satu dua periode saja, namun hingga jangka waktu yang relatif lama.

Bisa 10 -50 tahun atau lebih.

Sifatnya lebih permanen.

Contoh investasi seperti membeli tanah, pembangunan pabrik baru, membangun gedung baru, membeli perusahaan supplier, akuisisi perusahaan pesaing.

Dan lain sebagainya.

Contoh Utang Jangka Panjang

Contoh utang jangka panjang adalah hipotik dan obligasi.

#1. Hipotik

Hutang atau pinjaman hipotek adalah hutang yang menggunakan aktiva tetap sebagai jaminan.

 Aktiva tetap yang bisa dijaminkan contohnya gedung atau bangunan, rumah, mesin, tanah dan atau aset tidak bergerak lainnya yang dimiliki oleh perusahaan.

Kreditur atau pemberi pinjaman dapat menyita, mengambil dan menjual barang yang telah dijaminkan tersebut apabila perusahaan tidak bisa melunasinya.

Hutang pinjaman hipotik ini contohnya adalah pinjaman kepada bank.

Untuk memperoleh pinjaman hipotik ini, bank memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Besar kecilnya pinjaman akan menyesuaikan dengan jaminan aset yang tersedia dan juga kemampuan membayar.

Kemampuan membayar ini bisa dilihat dari kelancaran arus kas, laba tahunan yang diperoleh perusahaan dan indikator lainnya yang menjadi pertimbangan pihak bank untuk menyetujui pinjaman.

Jangka waktu pembayaran berdasarkan kesepakatan antara peminjam dan bank yang telah disepakati. Umumnya 5-10 tahun.

#2. Obligasi

Obligasi adalah utang yang diperoleh dengan cara menerbitkan surat berharga obligasi.

Pembeli obligasi dikenal dengan pemegang obligasi yang artinya juga adalah sebagai pemberi hutang (kreditur)

Surat berharga obligasi berisi tentang nominal obligasi, bunga obligasi pertahun, tanggal pelunasan dan hal lain sesuai dengan jenis obligasi yang disepakati oleh penerbit (perusahaan) dengan pembeli (pemberi pinjaman).

Keuntungan Utang Jangka Panjang

Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan pembiayaan utang jangka panjang bagi perusahaan.

#1. Pengurang Pajak

Bunga pinjaman dari hutang jangka panjang adalah biaya yang harus dibebankan kepada perusahaan tiap tahunnya.

Secara pencatatan akuntansi, bertambahnya beban bunga akan mengurangi laba perusahaan yang kemudian memperkecil pajak yang akan dibayarkan.

#2. Biaya Modal Rendah

Biaya modal dari utang jangka panjang seperti obligasi dan hipotik cenderung lebih rendah dibandingkan biaya modal dari pendanaan lain seperti penerbitan saham baru.

Maksud biaya modal adalah biaya yang dikelaurkan untuk mendapatkan modal (dalam hal ini utang)

#3. Biaya Bunga Terbatas

Biaya bunga terbatas maksudnya adalah besar kecil tingkat bunga utang telah ditentukan.

Berapapun laba bersih yang berhasil dibukukan oleh perusahaan, jumlah bunga yang dibayarkan tetap.

Hal ini akan berbeda jika perusahaan mendapatkan dana bukan selain dari utang seperti penambahan saham baru.

Jumlah dividen yang dibayarkan tergantung dari laba bersih yang dihasilkan.

#4. Tidak Mengubah Pengendalian

Pemberi pinjaman atau kreditur dengan skema yang lain tidak memiliki hak suara perusahaan. 

Kreditur tidak bisa mengintervensi kebijakan manajemen perusahaan secara langsung.

Kreditur tidak akan pernah bisa mempengaruhi kebijakan kebijakan yang akan dan sedang dijalankan oleh manajemen.

Hal ini tentu akan berbeda jika perusahaan menerbitkan saham baru dalam pendanaannya.

Penerbitan saham baru akan membuat kepemilikan dan pengendaian perusahaan akan berubah.

#5. Lebih Fleksibel

Struktur keuangan dan struktur modal perusahaan tidak kaku dan bisa diubah kapan saja sesuai dengan keinginan.

Maksudnya...

Ketika perusahaan bisa langsung melunasi utangnya sekaligus tanpa harus menunggu jatuh tempo yang masih lama.

Memang hal ini akan menimbulkan biaya dan denda.

Tetapi paling tidak struktur modal bisa dengan mudah dan cepat bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan risiko.

Namun bila dalam perjanjian utang dengan kreditur memberikan opsi skema penebusan, maka pelunasan utang sebelum jatuh tempo akan jauh lebih mudah.

#6. Kepastian Perencanaan Keuangan

Utang memiliki waktu pembayaran pokok dan bunga yang sudah ditentukan.

Waktu dan nominalnya sudah pasti dan jelas.

Kepastian waktu dan nominal yang akan dibayarkan ini memudahkan manajemen keuangan dalam merencanakan keuangan perusahaan secara pasti.

Risiko Hutang Jangka Panjang

Sisi lain dari keuntungan yang akan diperoleh adalah adanya resiko yang akan mengiringi kebijakan hutang jangka panjang. Seperti ini:
  • Nilai saham perusahaan bisa terkoreksi apabila respon pasar terhadap kebijakan hutang jangka panjang tidak terlalu baik.
  • Menjadi beban tetap setiap tahun yang harus ditanggung oleh perusahaan.
  • Adanya resiko gagal bayar yang bisa membuat perusahaan bisa dipailitkan.
  • Semakin besar dan semakin lama jangka waktu pinjaman membuat resiko juga semakin tinggi.
  • Penggunaan dana hasil pinjaman yang tidak efektif bisa mengganggu performa perusahaan. Terlebih hubungannya dengah arus kas perusahaan.

Mengambil Hutang Jangka Panjang atau Tidak?

Mencapai tujuan jangka panjang dengan sarana utang jangka panjang adalah sebuah opsi.

Keinginan untuk berkembang dan maju memenangi persaingan mendorong manajer keuangan mengambil langkah ini.

Nominal yang besar dan pengembalian dalam tempo yang cukup lama adalah sebuah kesempatan.

Mengukur sebesar apa nominal jumlah utang yang dibutuhkan dan kemungkinan kesanggupan membayar adalah salah satu fungsi pendanaan dari manajer keuangan.

50 Miliar mungkin jumlah yang tidak begitu besar bagi perusahaan sekelas Ciputra Group.

Namun sangat besar diluar jangkauan bagi UD Mekar Jaya, usaha furniture milik Pak Haji Slamet.

Rasio hutang harus dicermati.

Besar kecilnya jumlah utang jangka panjang yang ideal diputuskan dengan melihat struktur modal perusahaan.

Manajemen keuangan semestinya sudah paham, berapa jumlah ekuitas yang ada, berapa jumlah aset yang dimiliki dan termasuk berapa jumlah laba yang dihasilkan atau akan dihasilkan.

Maka muncullah istilah Rasio Solvabilitas.
" Rasio solvabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kesanggupan perusahaan untuk membayar kewajiban atau hutang jangka panjang jika perusahaan dilikuidasi. [Syafri (2008:303)] "
Manajer keuangan sudah selayaknya mengetahui dengan detail rasio yang ada.

Beda perusahaan, beda pula rasionya, beda industri, beda pula rasionya.

Ketidak-akuratan rasio yang dihitung, penggunaan dana dari hutang yang tidak tepat, dan tidak tercapainya target yang diharapkan dengan penggunaan dana dari hutang jangka panjang adalah mimpi buruk.

Telat dan ketidak-sanggupan membayar cicilan merupakan gejala.

Semangat kreditur dalam menuntut pailit perusahaan adalah niscaya.

Namun jika terjadi sebaliknya, tujuan perusahaan dengan mudah bisa dicapai.

Baca artikel lain tentang:

Share:


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar